LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
PROSES PEMBEKUAN DARAH,
UJI GOLONGAN DARAH,
DAN TEKANAN DARAH
![]() |
Disusun oleh :
1.
Mirna Chrismawati (15)
2.
Misbahul Munir (16)
3.
Putri Wijayanti (24)
SMA NEGERI 1 REMBANG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PROSES PEMBEKUAN DARAH
A.
Tujuan
Menentukan lama waktu
yang diperlukan darah untuk membeku
B.
Landasan Teori
Bila
pembuluh darah dipotong atau dirobek, sangat penting untuk menghentikan
keluarnya darah dari system sebelum berakhir dengan kegoncangan atau kematian.
Pemadatan atau pembekuan darah mampu menghentikan semua perdarahan ini kecuali
pada pembuluh darah yang rusak keeping
darah melekat pada permukaan dalam
dinding pembuluh tersebut. Pembuluh darah dan sel-sel darah rusak di daerah ini
melepaskan bahan bersifat lemak yang diaktifkan oleh protein-protein tertentu
(faktor pembekuan) di dalam darah membentuk “tromboplastin”. Dengan adanya ion
kalsium dan faktor pembeku tambahan protombin (suatu globulin serum yang di
buat terus menerus oleh hati) menjadi trombin (Kimball, 1983 : 536).
Pembekuan
atau penggumpalan darah atau disebut juga koagulasi terjadi apabila darah
ditampung dan di biarkan begitu saja, akan terjadi suatumassayang menyerupai
gel yang kemudian menjadimassayang memadat dengan meninggalkan cairan jernih
yang disebut serum darah. Kumpulan ini terjadi dari filament-filamen fibria
yang mengikat sel darah merah. Sel darah merah platelef (Hoffbrand, 1987 :
206).
Koagulasi
darah atau pembekuan darah adalah transformasi darah dari cairan menjadi gel
padat. Pembentukan bekuan di atas sumbat trombosit memperkuat dan menunjang
sumbat, memperkuat tambalan yang menutupi lubang-lubang si pembuluh. Selain itu
seirng dengan memadatnya darah disekitar defek pembuluh, darah tidak lagi dapat
mengalir (Sherwood, 1986 : 357).
C.
Alat dan Bahan
1. Gelas
benda
2. Blood lancet
atau jarum
3. Kapas
4. Tusuk
gigi
5.
Stopwatch
6. Alkohol
70%
D.
Cara Kerja
1. Bersihkan
ujung blood lancet atau jarum
menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol 70%.
2. Selanjutnya,
bersihkan salah satu ujung jari menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol
70%.
3. Tusukkan
blood lancet atau jarum pada ujung
jari tersebut sampai darah menetes keluar.
4. Teteskan
darah sebanyak 2 tetes di atas gelas benda yang sudah dicuci bersih.
5. Aduk
perlahan-lahan tetesan darah menggunakan tusuk gigi. Aduklah sampai darah
mengental dan terlihat benang-benang fibrin.
6. Catatlah
waktu yang diperlukan darah untuk mengental, dimulai dari saat mengaduk sampai
terlihat benang-benang fibrin.
7. Lakukan
percobaan ini pada setiap anggota kelompok dan bandingkan waktu pembekuan
darahnya.
8. Catatlah
hasil pengamatan dalam tabel seperti berikut!
E.
Hasil Pengamatan
No.
|
Nama
Probandus
|
Waktu
(detik)
|
1.
|
Mirna Chrismawati
|
198
|
2.
|
Misbahul Munir
|
234
|
3.
|
Putri Wijayanti
|
245
|
F.
Pembahasan
Pada percobaan
yang telah dilakukan, lama waktu yang dibutuhkan Mirna Chrismawati untuk
mengentalkan setetes darah pada gelas benda yang diaduk menggunakan tusuk gigi
yaitu 198 detik, sementara Misbahul Munir 234 detik dan Putri Wijayanti yaitu
245 detik.
Darah
akan mengental setelah diaduk menggunakan tusuk gigi
karena trombosit di dalam darah bergesekan dengan tusuk gigi sehingga mengeluarkan trombokinase dengan ion-ion Ca2+
akan mengubah protombin menjadi trombin. Dan
trombin akan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin yang menyebabkan darah menjadi mengental.
Proses pembekuan darah terjadi pada saat terjadi
luka di tubuh kita. Darah
akan keluar dan disusul
dengan menempelnya trombosit pada
serat kolagen dan dikeluarkan zat yang membuat trombosit saling berdekatan, kemudian menempel erat sehingga dapat menutup luka untuk sementara waktu. Di samping
itu, trombosit juga mengeluarkan
senyawa
kimia berupa enzim trombokinase yang bersama-sama ion Ca2+ mengubah
protein plasma protrombin menjadi trombin. Lalu trombin akan mengubah fibrinogen menjadi
benang-benang fibrin yang akan menutup
luka dengan pembekuan darah. Lamanya proses pembekuan darah pada
setiap orang berbeda-beda karena
tergantung dari
faktor anti heparinnya yaitu zat yang
mempercepat
pembekuan darah.
G.
Kesimpulan
Di dalam proses pembekuan darah terjadi serangkaian
mekanisme pembekuan darah dimana proses pembekuan darah tiap orang berbeda
tergantung faktor anti heparin pada tubuh tiap orang.
UJI GOLONGAN DARAH
A.
Tujuan
Menentukan
jenis golongan darah berdasarakan sistem ABO.
B.
Landasan Teori
Golongan
darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah merah. Dua
jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus
(faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain
antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Tranfusi darah dari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi trnsfusi imunologis
yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, shock, dan kematian.
Darah
adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Volume
darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki–laki dan 4,5
liter untuk perempuan. Penyimpanan darah dapat dilakukan dengan memberikan
natrium sitrat atau natrium oksalat, karena garam–garam ini menyingkirkan
ion–ion kalsium dari darah yang berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Darah
merupakan suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut
dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan
pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan
substansi interselular yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan
jaringan pengikat yang dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian
dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspensi
tersebut terdapat gen, dimana gen merupakan ciri-ciri yang dapat diamati secara
kolektif atau fenotifnya dari suatu organisme. Pada organisme diploid, setiap
sifat fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu
pasang anggota tersebut diwariskan dari setiap tertua. Jika anggota pasangan
tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut
alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan
sifat keturunannya.
Penggumpalan
darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma) diubah
menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh
trombin yang terdapat dalam darah sebagai protrombin. Pembentukan trombin dari
protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan ion Ca2+. Darah
mempunyai fungsi antara lain : mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut
sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh
jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin
ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh,
menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh
alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh
dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi.
Golongan
darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan
darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Sistem
penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada tahun 1900 dan 1901
Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (Aglutinasi) kadang-kadang
terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain.
Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah.
Berdasarkan hal tersebut Landstainer membagi golongan darah manusia menjadi 4
golongan, yaitu: A, B, AB, dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat
antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang
disebut sebagai antibodi atau aglutinin. Dikenal 2 macam antigen yaitu α dan β,
sedangkan zat antinya dibedakan sebagai anti A dan anti B.
1. Prinsip
Dasar Penggolongan Darah
a. Faktor
yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang terdapat pada
permukaan luar sel darah merah disebut Aglutinogen.
b. Zat
anti terhadap antigen tersebut disebut zat anti atau antibodi yang bila
bereaksi akan menghancurkan antigen yang bersangkutan disebut Aglutinin dalam
plasma, suatu antibodi alamiah yang secara otomatis terdapat pada tubuh
manusia.
2. Golongan
darah manusia ditentukan bedasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung
dalam darahnya, sebagai berikut :
a. Individu
dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan
membrane selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima
darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
b. Individu
dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan Sel darah merahnya
dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga,
orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengan golongan darh B-negatif atau O-negatif.
c. Individu
dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan
golongan darah AB-positf tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
d. Individu
dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah
O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah
O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
3. Reshus
pada golongan darah manusia dapat diketahui melalui serum anti-Rh yang
diteteskan pada darah manusia. Apabila darah tersebut ketika ditetesi dengan
anti-Rh mengalami penggumpalan maka darah tersebut memiliki rhesus positif. Namun, apabila darah
tersebut ketika ditetesi dengan anti-Rh tidak mengalami penggumpalan maka darah
tersebut memiliki rhesus
negatif.
C.
Alat dan Bahan
1. Gelas
benda
2. Lanset
3. Kapas
4. Tusuk
gigi
5. Pipet
6. Alkohol
70%
7. Serum
anti-A dan serum anti-B
8. Spidol
D.
Cara Kerja
1. Tulisi
permukaan gelas benda dengan huruf A (di bagian kiri), huruf B (di bagian
tengah), dan huruf O (di bagian kanan).
2. Bersihkan
ujung jari dengan menggunakan kapas yang telah diberi alkohol. Tusukkan lanset
pada ujung jari tengah, kemudian teteskan pada gelas benda (di bagian A, B, dan
O).
3. Berilah
setetes serum anti-A pada darah bagian A, serum anti-B pada darah bagian B, dan
serum antigen-Rh pada darah bagian Rh.
4. Aduk
darah yang telah diberi anti serum dengan menggunakan tusuk gigi. Tusuk gigi
yang sudah digunakan untuk mengaduk darah bagian A jangan digunakan lagi untuk
mengaduk darah bagian B dan Rh.
5. Amati
setelah lima menit.
E.
Hasil Pengamatan
No.
|
Nama
|
Serum
|
Golongan
Darah
|
||
Anti-A
|
Anti-B
|
Anti-Rh
|
|||
1
|
Mirna
Chrismawati
|
+
|
-
|
-
|
B
-
|
2
|
Misbahul
Munir
|
+
|
-
|
-
|
B
-
|
3
|
Putri
Wijayanti
|
+
|
-
|
-
|
B
-
|
F.
Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat
diambil data sebagai berikut
1.
Sampel darah dari Mirna Chrismawati, saat darah ditetesi
dengan Anti-A darah menggumpal, ditetesi dengan anti-B darah tidak menggumpal
dan saat darah ditetesi dengan anti-Rh darah tidak mengalami penggumpalan
sehingga darah tersebut termasuk golongan darah B dengan rhesus negatif.
2.
Sampel darah dari Misbahul Munir, saat darah ditetesi
dengan Anti-A darah menggumpal, ditetesi dengan anti-B darah tidak menggumpal
dan saat darah ditetesi dengan anti-Rh darah tidak mengalami penggumpalan
sehingga darah tersebut termasuk golongan darah B dengan rhesus negatif.
3.
Sampel darah dari Putri Wijayanti, saat darah ditetesi
dengan Anti-A darah menggumpal, ditetesi dengan anti-B darah tidak menggumpal
dan saat darah ditetesi dengan anti-Rh darah tidak mengalami penggumpalan
sehingga darah tersebut termasuk golongan darah B dengan rhesus negatif.
G.
Kesimpulan
Saat darah titetesi anti-A darah menggumpal maka
termasuk golongan darah A
Saat darah titetesi anti-B darah menggumpal maka
termasuk golongan darah B
Saat darah titetesi anti-A&B darah menggumpal maka
termasuk golongan darah AB
Saat darah titetesi anti-A&B darah tidak menggumpal
maka termasuk golongan darah O
Saat darah titetesi anti-Rh darah tidak menggumpal
maka termasuk golongan darah yang memiliki rhesus negatif
TEKANAN DARAH
A.
Tujuan
Mengukur
tekanan darah sistol dan diastol.
B.
Landasan Teori
·
Defenisi Tekanan
Darah
Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh
manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya terdapat
dua angka yang akan disebut oleh dokter. Misalnya dokter menyebut 140-90, maka
artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan tekanan ke atas
pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau
berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas. Angka
kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan,
dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah.
Berikut ini penggolongan tekanan darah berdasarkan
angka hasil pengukuran dengan tensimeter untuk tekanan sistolik dan
diastolik:
Tekanan Darah
|
Sistolik
|
Diastolik
|
Darah rendah
atau hipotensi
|
Di
bawah 90
|
Di
bawah 60
|
Normal
|
90
– 120
|
60
– 80
|
Pre-hipertensi
|
120
– 140
|
80
– 90
|
Darah tinggi
atau hipertensi (stadium1)
|
140
– 160
|
90
– 100
|
Darah tinggi
atau hipertensi (stadium2/berbahaya)
|
+160
|
+100
|
·
Tekanan Darah
Arterial
Tekanan darah
arterial ialah kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah
pada setiap siklus jantung. Selama sistol ventrikuler, pada saat ventrikel kiri
memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak yang disebut tekanan sistolik. Selama diastol, tekanan turun. Nilai terendah yang
dicapai disebut tekanan diastolik.
Tekanan darah
sistolik dihasilkan oleh otot jantung yang mendorong isi ventrikel masuk ke dalam arteri yang telah teregang.
Selama diastol arteri masih tetap mengembung karena tahanan periferi dari
arteriol –arteriol menghalangi semua darah mengalir ke semua jaringan. Demikianlah maka
tekanan darah sebagian tergantung pada kekuatan dan volume darah yang dipompa
oleh jantung, dan sebagian lagi kepada kontraksi otot dalam dinding arteriol. Kontraksi
ini dipertahankan oleh syaraf fase konstriktor dan ini dikendalikan oleh pusat fasomotorik dalam medulla oblongata.
Pusat fasomotorik mengatur tahanan
poriferi untuk mempertahankan agar tekanan darah relative konstan, tekanan darah mengalami
sedikit perubahan-perubahan gerakan yang fisiologik. Seperti saat latihan jasmani, ada perubahan
mental karena kecemasan dan emosi
serta aktivitas. Oleh karena itu sebaiknya tekanan darah
diukur saat rileks
seperti duduk atau rebahan.
·
Mengukur Tekanan
Darah Arteri
Dalam mengukur
tekanan darah arteri digunakan alat yang disebut sphygmomanometer. Lengan atas
dibalut dengan selembar kantong karet yang dapat digembungkan, yang terbungkus
dalam sebuah manset dan yang digandengkan dengan sebuah pompa dan manometer. Tekanan dalam karton karet cepat
naik sampai 200 mmHg dengan
memompakan
tekanan sehingga menjepit arteri
brachial, sampai suhu titik dimana
denyut dapat dirasakan atau lebih tepat, bila menggunakan stetoskop denyut
arteri brachialis
pada lekukan siku dengan jelas dapat didengar. Pada titik ini tekanan yang
tampak pada kolom air raksa dalam manometer dianggap tekanan sistolik. Kemudian
tekanan yang berada diatas brachialis
perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung atau pukulan denyut arteri dengan
jelas dapat didengar atau dirasakan dan titik dimana bunyi mulai menghilang
umumnya dianggap tekanan diastolic.
C.
Alat dan Bahan
1. Sphygmomanometer
2. Stetoskop
D.
Cara Kerja
1. Bebatlah
lengan kiri salah satu teman menggunakan bebat pada Sphigmomanometer.
2. Carilah
posisi pembuluh darah arteria
branchialis, lalu letakkan stetoskop di pembuluh tersebut.
3. Pompalah
udara ke dalam pembebat, hingga air raksa menunjukkan angka 170 mmHg. Setelah
itu keluarkan udara sedikit demi sedikit dan catat bunyi pertama saat udara
dikeluarkan. Bunyi ini sebagai tanda desakan sistol. Lalu catat pula bunyi
terakhir saat denyut melemah. Bunyi ini sebagai desakan diastol.
4. Catatlah
hasil pengamatan tekanan darah dalam tabel berikut!
E.
Hasil Pengamatan
No.
|
Nama
|
Tekanan
Sistol
|
Tekanan
Diastol
|
1.
|
Mirna
Chrismawati
|
85 mmHg
|
126 mmHg
|
2.
|
Misbahul
Munir
|
90 mmHg
|
130 mmHg
|
3.
|
Putri
Wijayanti
|
75 mmHg
|
120 mmHg
|
F.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini bertujuan
mengukur tekanan darah sistol dan diastol. Tekanan darah sistol maupun diastol
merupakan salah satu indikator parameter fungsi fisiologis terutama untuk
manusia. Tekanan darah dapat diukur secara langsung dengan menempatkan alat
pengukur pada pembuluh arteri. Pada manusia pengukuran tekanan darah sistol dan
diastol dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan sabuk tekan dan
sphygmomanometer. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan cara
auskultasi saat duduk dapat diperoleh data sebagai berikut :
Percobaan 1
Nama : Mirna Chrismawati
Tekanan sistol : 85 mmHg
Tekanan diastol : 126 mmHg
Percobaan 2
Nama :
Misbahul Munir
Tekanan sistol : 90 mmHg
Tekanan diastol : 130 mmHg
Percobaan 3
Nama :
Putri Wijayanti
Tekanan sistol : 75 mmHg
Tekanan diastol : 120 mmHg
Terjadinya
tekanan sistol dan diastol karena jantung memiliki saraf otonom yang terdiri atas
saraf simpatik
dan parasimpatik.
Simpatis berperan dalam meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan
kontraksi jantung, sedangkan parasimpatis berperan sebaliknya. Dengan demikian
rasangan saraf simpatik akan berakibat meningkatkan tekanan darah, dan
sebaliknya rangsangan saraf parasimpatik akan menurunkan tekanan darah.
G.
Kesimpulan
Tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh berbagai
faktor baik faktor internal seperti umur seseorang maupun dipengaruhi oleh
faktor eksternal yaitu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar