Sabtu, 30 Agustus 2014

ZAT PENYUSUN TULANG KERAS & KONTRAKSI OTOT LURIK


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

ZAT PENYUSUN TULANG KERAS
&
KONTRAKSI OTOT LURIK

 










Disusun oleh :
1.      Mirna Chrismawati        (15)
2.      Misbahul Munir              (16)
3.      Putri Wijayanti                (24)


SMA NEGERI 1 REMBANG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014




ZAT PENYUSUN TULANG KERAS

A.    Tujuan
Mengidentifikasi zat penyusun tulang keras.
B.     Landasan Teori
Tulang menurut bahan pembentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon). Tulang rawan bersifat lentur, tersusun atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang mensekresikan matriks (kondrin) berupa hialin atau kolagen. Rawan pada anak berasal dari mesenkim dengan kandungan kondrosit lebih banyak dari kondrin. Sebaliknya, pada orang dewasa kondrin lebih banyak dan rawan ini berasal dari selaput tulang rawan (perikondrium) yang banyak mengandung kondroblas (pembentuk kondrosit). Rawan pada dewasa antara lain terdapat pada cincin batang tenggorokan dan daun telinga.
Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras. Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau osifikasi. Jenis osifikasi adalah desmal dan kondral. Kondral meliputi perikondral dan enkondral.
Tulang keras atau osteon terbagi menjadi :
- tulang pipa
- tulang pipih
- tulang pendek
Tulang pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
- bagian ujung yang disebut epifise.
- bagian tengah yang disebut diafise.
Di pusatnya terdapat rongga yang berisi sumsum tulang. Rongga terbentuk karena aktivitas osteoklas (perombak tulang). Di antara epifise dan diafise terdapat cakram epifise (discus epiphysealis). Cakram ini kaya akan osteoblas dan menentukan pertumbuhan tinggi.
Sumsum tulang ada dua jenis yaitu : 
1. Sumsum tulang merah (medulla ossium rubba)
2. Sumsum tulang kuning (medulla ossium flava) 
C.     Alat dan Bahan
1.      Tulang paha ayam segar
2.      Larutan HCl dengan kosentrasi 30%
3.      Air
4.      Gelas beker
5.      Pinset
6.      Cawan petri
7.      Kain lap
D.    Cara Kerja
1.      Bersihkan sisa-sisa daging yang melekat pada tulang paha ayam.
2.      Patahkan/potonglah paha ayam menjadi 2 bagian agar bagian dalam tulang mudah diamati.
3.      Amati keadaan paha ayam sebelum perendaman dengan larutan HCl, misalnya kekerasan, kelenturan, dan warnanya. Catatlah hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
4.      Larutkan 100 ml larutan HCl 30% di gelas plastik dengan air 200 ml sehingga mendapatkan larutan HCl sebanyak 300 ml dengan  kadar HCl sebanyak 10%.
5.      Rendamlah tulang tersebut ke dalam gelas plastik yang berisi larutan HCl selama 1 jam.
6.      Setelah 1 jam, angkatlah tulang dari larutan HCl menggunakan pinset. Bilaskan  dengan air, keringkan dengan kain lap dan letakkan pada cawan petri.
7.      Amati dan catatlah perubahan yang terjadi pada tulang ayam tersebut. Catatlah hasil pengamatan Anda pada tabel berikut.
E.     Hasil Pengamatan
No.
Keadaan Tulang
Sebelum Direndam Larutan HCl
Sesudah Direndam Larutan HCl
1.
Warna
Putih kekuning-kuningan
Putih pucat
2.
Kekerasan
Keras
Lunak
3.
Kelenturan
Kaku
Lentur
4.
Keadaan dalam tulang
Merah
Hitam

F.      Pembahasan
·         Warna
Setelah tulang paha ayam dimasukkan ke dalam larutan HCl 10% ternyata terdapat perubahan pada warnanya. Sebelum dimasukkan warnanya masih kuning dan terlihat masih segar. Tetapi setelah dimasukkan ke dalam larutan tersebut warna tulang paha ayam tersebut menjadi coklat keputihan dan pucat terlihat. Larutan HCl adalah larutan yang termasuk asam dan sekaligus sebagai pelarut zat lain. Warna tersebut berubah karena molaritas HCl termasuk kuat sehingga zat pewarna yang ada pada tulang yang sekaligus diikat oleh kalsium di matriks tulang terlarut oleh larutan asam kuat HCl sehingga  kesegaran warna di tulang tersebut pudar dan berubah menjadi pucat.
·         Kekerasan
Kekerasan pada tulang sebelum dimasukkan ke dalam larutan HCl sangatlah kuat. Tetapi setelah dimasukkan dan diangkat ternyata menjadi lunak. HCl memiliki kecenderungan untuk melarutkan zat lain atau unsur-unsur lain seperti Ca dengan mengikuti reaksi kimia:
2HCl + Ca             CaCl2 + H2 
Otomatis kalsium pada tulang semakin sedikit karena terlarut oleh HCl, dalam kondisi tertentu tulang tersebut akan menjadi lunak sehingga fungsi kalsium sebagai penguat dan yang membantu pertumbuhan tulang menjadi lemah atau rendah bahkan hilang karena kadar atau prosentase atau komposisi kalsium pada tulang menurun drastis. Selain itu zat-zat lain yang ada pada tulang keras seperti fosfor, bikarbonat, sirat, Mg, Na, K dan hidroksi apit juga terlarut dan menurun drastis sehingga tulang benar-benar menjadi lentur atau lunak.
·         Kelenturan
Sebelum dimasukkan ke dalam larutan HCl tulang paha ayam sama sekali tidak lentur tetapi setelah dimasukkan tulang ini menjadi lentur dan dapat dibengkokkan dan dipatahkan. Hal ini dapat membuktikan bahwa larutan HCl yang diketahui mengandung gabungan dari unsur gas mulia yaitu hidrogen (H) dan unsur lain berupa clor (Cl ) benar-benar dapat menurunkan zat-zat atau unsur-unsur yang ada pada tulang terutama kadar kalsium pada tulang, sehingga zat-zat penguat tulang menurun drastis karena telah terlarut oleh kuatnya molaritas dari larutan HCl. Tulang yang direndam di HCl menjadi lunak karena kadar kalsium dan zat-zat penguat tulang yang lain telah menurun drastis akibat terlarut oleh larutan HCl. HCl inilah yang melarutkan kalsium fosfat dan mineral lain, sehingga yang tersisa adalah kolagen dan zat-zat organik lain. Hal ini terjadi karena asam cuka berfungsi sebagai mineral yang menyebabkan zat kapur (yang tersusun atas kalsiun karbonat, kalsium fosfat, zat perekat, dan protein) yang mengisi ruang antar sel, keluar dari dalam tulang, membentuk endapan di dalam larutan cuka yang menyebabkan kalsium yang berada di dalam cuka menjadi larut dan membentuk endapan tersebut.
G.    Kesimpulan
Tulang tersusun dari beberapa zat, yaitu kalsium karbonat, sumsum, tulang rawan, dan pembuluh darah. Perendaman pada larutan HCl menyebabkan perubahan pada tulang.



KONTRAKSI OTOT LURIK

A.    Tujuan
Mengamati kontraksi otot lurik
B.     Landasan Teori
Otot rangka adalah masa otot yang bertaut pada tulang yang berperan dalam menggerakkan tulang-tulang tubuh. Otot rangka dapat kita kaji lebih dalam misalnya dengan mempelajari otot gastroknemus pada katak. Otot gastroknemus katak banyak digunakan dalam percobaan fisiologi hewan. Otot ini lebar dan terletak di atas fibiofibula, serta di sisipi oleh tendon tumit yang tampak jelas (tendon Achillus) pada permukaan kaki.
Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif dari filamen-filamenaktin dan myosin. Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut tidak bertambah banyak. Namun, gerakan pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian atau seluruhnya garis H. Selain itu filamen miosin letaknya menjadi sangat dekat dengan garis-garis Z dan pita-pita A serta lebar sarkomer menjadi berkurang sehingga kontraksi terjadi. Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin miosin untuk membentuk komplek aktin-miosin.
Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1.   Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik. Pengaruh ini disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang meningkatkan aktivitas miofibril.
2.   Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan kekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi unit motor berganda dan summasi bergelombang).
3.   Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu sendiri.
4.   Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada peningkatan tegangan kontraksi.
5.   Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingga kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan.
Metode pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin dan miosin membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP. Miosin merupakan produk, dan proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP. Selanjutnya ATP yang terikat dengan miosin terhidrolisis membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin. Selanjutnya tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi secara bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan terlepasnya aktin menghasilkan gaya fektorial.
C.     Alat dan Bahan
1.      Tungkai katak hijau (Rana pipiens) yang masih segar 1 buah
2.      Statif
3.      Tali benang 25 cm
4.      Larutan ringer 30 ml
5.      Pisau bedah
6.      Arus listrik
7.      Cawan petri
8.      Pipet tetes
D.    Cara Kerja
1.      Bersihkan tungkai kaki katak hijau dari kulitnya.
2.      Ambil otot betis katak dengan kedua ujung tendonnya.
3.      Setiap ujung tendon diikat dengan tali dan diikatkan pada statif sampai tali tegang tidak bergerak.
4.      Jagalah agar otot tetap basah dengan meneteskan larutan ringer.
5.      Sentuhlah ujung betis dengan kabel dari sumber listrik selama 3 menit, 2 menit, 1 menit, dan setengah menit selama 3 kali perlakuan.
6.      Perhatikan gejala yang timbul pada setiap rangsangan.
7.      Masukkan data pada tabel pengamatan berikut.
8.      Cobalah melakukan rangsangan dengan arus listrik secara terus-menerus. Amati dan bandingkan dengan hasil pengamatan sebelumnya.
E.     Hasil Pengamatan
Interval Waktu
Jumlah Kontraksi Otot pada Perlakuan Ke-
1
2
3
3 menit
++
+
+
2 menit
+
+
+
1 menit
++
+
+
 menit
+
+
+
F.      Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan dalam percobaan kontraksi otot lurik pada katak di dapat hasil seperti tabel di atas. Ketika otot katak dilairi arus listrik dalam interval waktu 0,5 menit, 1 menit, 2 menit dan 3 menit otot origo pada tungkai katak masih mengalami kontraksi. Namun, semakin lama otot tersebut jika dialiri arus listrik secara terus-menerus maka kontraksinya semakin melemah. Keadaan tersebut menyebabkan fatigue atau kelelahan mungkin akibat dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolis serat-serat otot untuk terus memberi hasil kerja yang sama. Hal ini akan menyebabkan otot katak mengalami kontraksi secara beruntun. Jika hal ini dibiarkan secara terus-menerus maka otot akan akan mengalami tetani yaitu suatu kontraksi otot yang timbul akibat rangsangan yang berulang ulang, dimana rangsangan  berikutnya terjadi sebelum fase relaksasi selesai
ATP merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang memerlukan ATP.
ATP                 ADP + P
Aktin + Miosin            Aktomiosin
ATPase 
Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung sebagai sumber energi, tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP.
Kreatin
Fosfokreatin + ADP               keratin + ATP
Fosfokinase
Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energy tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab itu, fase kontraksi otot sering disebut fase anaerob. 
G.    Kesimpulan
Otot merupakan alat gerak aktif, yang memiliki kemampuan untuk berkontraksi atau memendek karena otot mengandung senyawa kimia berupa ATP (adenosine triposfat) dan keratin fosfat. Jika otot diberi rangsangan berupa arus listrik, maka dengan bantuan senyawa tersebut otot dapat berkontraksi. Jika otot berkontraksi terus menerus maka otot akan mengalami kelelahan  dan kontraksi otot semakin melemah.













LAMPIRAN


Tulang keras sebelum direndam HCl
 




Tulang keras sesudah direndam HCl
 









                           
Pengupasan kulit pada paha katak
Pembiusan pada paha katak
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar